Menguak Dugaan! Riset Celios Diduga Hanya Alat untuk Delegitimasi Prabowo–Gibran!

oleh -3 kali dilihat

Jakarta – Pengamat komunikasi dan akademisi, Ade Armando, melontarkan kritik tajam terhadap metode riset yang digunakan Center of Economic and Law Studies atau Celios dalam laporan terbaru mereka. Menurut Ade, lembaga tersebut justru memperlihatkan praktik penelitian yang jauh dari standar ilmiah, terutama ketika mengklaim menggunakan metode expert judgment.

https://vt.tiktok.com/ZSyAdjPvB/

Ade yang pernah mengajar mata kuliah Metode Penelitian di Universitas Indonesia, dan memiliki pengalaman panjang bekerja di lembaga riset terkemuka, menyebut pendekatan Celios sebagai “acak-acakan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.”

“Dalam expert judgment, peneliti tidak boleh sembarangan memilih narasumber. Mereka harus benar-benar ahli, berasal dari lembaga kredibel, punya rekam jejak kuat, dan mampu memberi penilaian objektif,” tegas Ade, hari ini.

Ia menilai, Celios justru mengabaikan prinsip dasar tersebut. Publik tidak diberi tahu siapa para “ahli” yang diwawancarai, bagaimana kualifikasi mereka, dari media apa mereka berasal, hingga apakah mereka memiliki kompetensi memadai untuk menilai kinerja pemerintah.

“Kita tidak tahu apakah yang diwawancara wartawan senior, pemred media nasional, atau jurnalis baru setahun kerja dari media kecil di daerah. Tanpa itu semua, bagaimana publik bisa menilai bobot dan kredibilitas penilaiannya?” kata Ade.

Ade mengingatkan, dalam riset expert judgment yang benar, panelis umumnya dipilih melalui seleksi ketat misalnya akademisi minimal bergelar doktor, pengusaha setingkat CEO, atau tokoh publik dengan pengalaman panjang. Identitas mereka bahkan harus dicantumkan dalam publikasi sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.

Namun, menurut Ade, semua standar ilmiah itu hilang dalam penelitian Celios. Tidak ada informasi soal latar belakang responden, tidak ada kriteria pemilihan, dan tidak ada panduan penilaian yang jelas. Hal ini membuat hasil riset rawan bias dan berpotensi dipengaruhi kepentingan kelompok tertentu.

“Kalau saya berpikiran negatif, bisa saja saya menduga bahwa yang diwawancara adalah mereka yang dari awal memang tidak suka dengan Prabowo. Maka hasilnya sudah bisa ditebak,” ujar Ade.

Lebih jauh, Ade menduga riset Celios bukanlah murni kerja ilmiah, tetapi bagian dari usaha sistematis untuk mendelegitimasi pemerintahan Prabowo–Gibran yang baru berjalan.

“Terus terang, saya melihat ini sebagai upaya menggerus kepercayaan publik kepada pemerintah. Kalau metodologinya saja sudah lemah, wajar kalau publik mempertanyakan motif di balik riset semacam ini,” tutupnya.

Kritik Ade ini menambah panjang daftar pertanyaan publik terhadap transparansi dan objektivitas riset-riset politik yang beredar belakangan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.