Dr. Marissa Angelina, M. Farm. dikenal sebagai Periset di Pusat Penelitian Kimia, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), menegaskan bahwa isu yang beredar tentang nyamuk genetik wolbachia yang berbahaya bagi manusia termasuk dapat menyebabkan radang otak, tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Akhir-akhir ini santer, eks Menkes Siti Fadilah Supari heboh membuat waganet tentang nyamuk Wolbachia yang digunakan pemerintah untuk menekan DBD. Ironisnya eks Menkes menyebutkan bahwa penyebaran jutaan nyamuk Wolbachia untuk menekan nyamuk DBD telah mengusik kedaulatan bangsa Indonesia karena belum tahu bagaimana dampak penyebaran wolbachia ke depannya.
Menurut Dr. Marissa Angelina, pastinya dalam pengobatan demam berdarah banyak hal sudah dilakukan oleh peneliti yang lebih baik di dunia maupun di Indonesia karena apa penyakit infeksi jika tidak segera tertangani maka dia akan melakukan penularan yang cepat dan juga akan dapat menimbulkan keparahan.
Jika tidak tertangani di awal infeksi yang dikenal juga dengan badai sitokin jika sudah terjadi badai sitokin maka penderita penderita DBD terutama pada anak-anak akan dapat menyebabkan kematian sehingga menurut hemat saya apapun dapat dilakukan seperti yang kita ketahui sampai saat ini memang belum ada obat antivirus terhadap dengue, dengue adalah virus penyebab DBD ya. Nah yang baru ada itu adalah vaksin tentu vaksin dengue ini belum dapat menyasar semua kalangan masyarakat Karena vaksin dengue belum jadi vaksin yang diwajibkan oleh pemerintah.
Oleh karena itu apapun tindakan yang dilakukan selagi itu memang dapat menurunkan insidensi demam berdarah maka saya sebagai periset sangat mendukung hal tersebut. Seperti yang kita ketahui di daerah Jogyakarta dimana periset periset di UGM sudah melakukan pelepasan nyamuk Wolbachia.
Kita melihat bahwa efisiensi dari penyebaran pelepasan nyamuk wolbachia ini di daerah Jogyakarta itu memang terbukti dibandingkan di daerah lain yang tidak disebarkan dilepas nyamuk wolbachia.