Jakarta – Sikap kritis Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M. Massardi yang mengkritisi Pemerintahan Jokowi soal Pemilu 2024 di sentil Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas.
Kata Fernando Emas, siapapun yang mengambil posisi sebagai oposisi terhadap Pemerintahan Jokowi sebaiknya jangan membuat pernyataan yang berpotensi membuat kegaduhan baru diruang publik. Apalagi, kata dia, tidak memiliki data akurat dengan menyerang Presiden Jokowi.
“Yang ambil sikap oposisi ke Pemerintah cenderung menuduh tanpa memiliki data yang valid,” tegas Fernando Emas, hari ini.
Menurutnya, sangat wajar kalau Jokowi berkepentingan untuk suksesi kepemimpinannya dengan mendukung calon-calon Presiden yang memiliki komitmen untuk melanjutkan program-program yang dilaksanakan oleh pemerintahannya.
“Bukan berarti dukungan yang diberikan akan membuat Jokowi akan berlaku curang karena saya melihat Jokowi akan mendukung semua calon yang tidak antitesa kepemimpinan Jokowi,” sebutnya lagi.
Selain itu, Fernando Emas juga menyoroti pernyataan mantan jubir Gus Dur tersebut terkait membandingkan dugaan kebocoran data negara seperti yang dilontarkan Denny Indrayana dengan colong uang negara.
“Tidak perlu membandingkan satu kejahatan dengan kejahatan yang lain, apalagi tidak ada kaitannya karena setiap perbuatan melawan hukum tetap harus diproses tanpa dipengaruhi oleh proses hukum lainnya,” tuturnya.
Sehingga, kata dia, kurang tepat kalau Adhie M Massardi membandingkan antara dugaan TPPU dengan tindakan membocorkan dan menyebar luaskan yang diduga keputusan MK.
“Adhie Massardi seolah ingin membenarkan apa yang dilakukan oleh Denny Indrayana dan juga oknum yang diduga membocorkan putusan Mahkamah Konstitusi tentang sistem pemilu legislatif,” katanya.
“Seharusnya Adhie Massardi meminta agar kedua tindakan melawan hukum tersebut di proses secara hukum tanpa harus membandingkan,” pungkasnya.